Jumat, 20 November 2009

SERBA-SERBI TENTANG HADIAH

Menurut bahasa, hadiah memiliki makna pemberian. Tetapi menurut istilah atau syara’nya, hadiah bermakna pemberian seseorang kepada orang lain dalam rangka untuk member penghormatan.
Apakah Rasululloh menganjurkan untuk memberi hadiah?
Ya. Rasululloh menganjurkan kepada umatnya agar saling memberikan hadiah. Karena, hadiah menumbuhkan kecintaan dan saling menghormati antar sesama.
Jadi kalau Anda merasa umat Rasululloh, mari kita saling memberikan hadiah. Agar terjalin hubungan persaudaraan antar Mu’minin.
Adapun hukum dari memberi hadiah, adalah sunnah. Artinya, kalau kita mengamalkan mendapat pahala, kalau kita tinggalkan juga tak mengapa.
Wahai friend-friendku semua, tahukah kalian kalau Rasululloh itu adalah manusia yang terpuji (seperti namanya, Muhammad). Jadi, banyak sekali orang-orang yang sering memberikan hadiah kepada Rasululloh. Bahkan, orang-orang kafir Quraish pun juga sering melakukannya. Tapi, apa balasan Rasululloh? Mari kita simak hadits di bawah ini:
عن عا ئشة قا لت: كا ن رسو ل الله ص: يقبل الهد ية ويثيب عليها (رواه البخا ري)
Artinya:
Dari Aisyah, ia berkata, “Adalah Rasululloh saw menerima hadiah dan ia (balas) hadiah itu”(HR. Bukhori)
Akan tetapi, Rasululoh pun juga sangat tegas terhadap sang pemberi hasiah. Maksudnya, karena hadiah itu telah resmi diberikan kepada seseorang, maka sang pemberi hadiah tidak boleh menuntut barang itu kembali. Kecuali seorang bapak memberi sesuatu kepada anaknya. Haditsnya:
Dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas, dari Nabi saw, ia bersabda, “Tidak halal seorang Muslim beri satu pemberian lalu ia tarik kembali akan dia. Kecuali, bapak pada apa yang ia beri kepada anaknya” (HR.Ahmad & Empat dan disahkan Tirmidzi, lalu Hibban dan Hakim)
Wahai sobatku, tahukah kalian bahwa hadiah memilki segudang keajaiban. Diantaranya adalah:
1. Hubungan Antar Sesama Makin Erat
Dengan saling memberi hadiah, hubungan diantara kita akan semakin erat. Karena, hadiah merupakan suatu simbolis dari kasih saying itu sendiri. Seperti hadits di bawah ini:
عن ابى هريرة عن النبي ص قا ل: تها دو ا تحا بو (رواه البخري في الأداب المفرد, وابو يعلي بأ سنا د حسن)
Artinya:
Dari Abu Hurairoh, dari Nabi saw, ia bersabda, “Berhadiah-hadiahlah, niscaya kamu berkasih-kasih”(HR. Bukhori di kitab Al Adabul Mufrod dan Abu Ya’la dengan isnad yang baik)
2. Dengan Hadiah Luruhlah Segala Kedengkian
Mengapa dengan hadiah kedengkian saudaranya akan melebur?
Karena, penyakit dengki itu terwujud apabila ia melihat saudaranya atau tetangganya memiliki barang bagus yang tak dimilikinya. Nah, dengan hadiah dia akan merasa lebih dekat dengan tetangganya. Sehingga, penyakit dengkinya sedikit demi sedikit akn terkikis. Perhatikan hadits di bawah ini:
عن هنس قا ل: قال رسول الله ص: تهدوا, فا ن الهج ية تسل السخيمة (رواه البزا ر با سنا د ضعيف)
Artinya:
Dari Anas, ia berkata, “Telah bersabda Rasululloh saw”, “Berhadiah-hadiahlah, karena hadiah itu menghilangkan kedengkian”(HR. Bazzar dengan isnad yang lemah)
Karena hadiah tak lepas dari syariat Islam, maka ada rukun-rukunnya pula. Karena, rukun itu merupakan urutan-urutan dalam melakukan suatu syariat Islam. Rukun-rukunnya adalah:
1. Orang yang memberi
Diharapkan kepada yang memberi, agar ikhlas memberinya. Bukan karena terpaksa atau tujuan lainnya.
2. Orang yang diberi
Kalau bisa, menerima barangnya dan mengucap terima kasih atau jazakallohu khoiron.
3. Ijab dan Kabul
Proses dalam serah—terima hadiah.
4. Barang yang diberikan
Tidak berbahaya dan dapat didagangkan.
Setelah kita menyimak ringkasan tentang hadiah, semoga kita dapat mengambil ilmunya dan mengamalkannya di kehidupan sehari-hari.
Amin
PERSEMBAHAN TERBAIK DARI DAFTAR REFERENSI
 Aziz L 1. Bulughul Maram karya: A. Hasan
 Syafrizal A 2. Fiqh VIII terbitan: PT. Karya Toha Putra
 Sayfurrohman A
 MN Thohir
 M Zaini

0 tanggapan:

Posting Komentar

 
;