Rabu, 25 November 2009

Penyesalan sang anak

Pada suatu hari ada seorang anak yang bernama amin. Dia memiliki seorang adik yang bernama jafar. Pada suatu ketika ia bermain bersama adiknya di air terjun. Dia bermain dengan gembira, ketika amin sedang ingin berenang ia meloncat dari atas tidak sengaja kakinya terkena batu dan berdarah. Ia menangis dan segera pulang ketika di rumah amin dan jafar dimarahi oleh ibunya, amin dan jafar segera membilas badannya dan tidur, ketika bangun amin dan jafar langsung disuruh berwudlu dan sholat dzuhur dan setelah sholat amin dan jafar makan siang lalu mereka kembali tidur. Tidak lama setelah tidur mereka bangun ketika itu jafar melihat badan amin bebercak merah, segera amin melaporkannya kepada ibunya, “bu, kenapa badan amin kok bebercak merah”
“coba lihat sini!”
“nih lihat, bu!”
“itu cacar min”
“Mungkin karena kamu tadi mandi di air kotor”
Setelah itu amin meminta ibunya untuk membelikan obat di puskesmas. Setelah di puskesmas, ibunya mencarikan obat cacar. Ternyata obatnya habis. Ketika pulang ibunya memberi tahukan bahwa obatnya habis. Amin sedih mendengar itu, dia marah-marah kepada ibunya dan ibunya hanya bisa bersabar, makin lama cacar itu makin menyebar ke seluruh tubuh amin.
Seminggu kemudian amin dibawa ke dokter untuk diperiksa. Setelah itu, dokter memberi tahu bahwa penyakit itu hanya penyakit biasa dan dokternya memberikan obat. Amin pun segera pulang bersama ibunya.
Setelah berhari-hari obatnya pun habis. Ternyata penyakit amin pun sembuh. Lalu Jafar mengajak kak Amin main di air terjun, lalu mereka ditahan oleh Ibunya sebelum berangkat dan Amin sebagai kakak dimarahi Ibunya lalu mereka berdua ngambek dan tidak mau berbicara kepada Ibunya sampai akhirnya Ibunya minta maaf pada mereka berdua, setelah bertahun-tahun mereka tumbuh menjadi anak yang dewasa dan memiliki istri masing masing,tak lama setelah mereka menikah orang tuanya pun meninggal di saat itu mereka menyesal tidak sempat membahagiakan ibu dan bapak mereka, sampai mereka mempunyai anak yang nakal seperti nakalnya mereka dulu. Dia baru menyadari bahwa menjadi orang tua itu tidak mudahdan malam-malam mereka berdua terbangun dan tergerak hatinya untuk berdoa, “ya alloh pencipta alam semesta yang maha pengasih dan maha penyayang, hamba memohan kepadamu agar semua dosa kedua orang tua hamba diampuni dan dimasukkan ke dalam surga.” setelah itu mereka itupun lega. Karena sudah mendoakan kedua orang tuanya dan mereka pun berjanji menjadi orang yang sabar sampai akhir hayatnya.

0 tanggapan:

Posting Komentar

 
;